Rabu, 16 September 2009

Sa`ma(tarian sufi)

“Jangan salahkan Sufi dalam sa’ma. Apabila ia mengayunkan tangan dan kakinya, alasannya adalah bahwa ia sedang tenggelam (di lautan eksistensi); dan Tarian itu membukakan dalam jiwa sebuah pintu bagi pengaruh-pegaruh ilahiah. Tangan-tangan Sufi direntangkan lebar-lebar untuk semua makhluk dan tariannya adalah murni ketika ia muncul dari ingatan kepada yang dicintai (Tuhan). Kemudian setiap lengan yang bergerak memiliki jiwa di dalamnya. Apabila engkau terjun dengan berani untuk berenang, engkau dapat menggerakkan lengan dan kaki dengan sangat baik ketika menanggalkan pakaian. Mengangkat juba-jubah kehormatan dan kemunafikan duniawi, Seorang manusia yang tenggelam terhalangi oleh pakaiannya sendiri”.


Dalam setiap putaran yang mereka mainkan selalu diiringi dengan
pujian-pujian kepada Allah, menyampaikan rasa cinta yang begitu
mendalam kepada Sang Pecinta. Maka tidaklah mengherankan jika para
penari tersebut ada yang sampai tak sadarkan diri, karena ...begitu asyik
menikmati ‘pertemuan’ Allah dalam jiwa dan raganya. Jadi, masihkah ada
rasa pusing jika kita bertemu dengan Maha Yang Terkasih

Menari BersamaMU


dervis4
Ingin kuhibur hati ini dengan menari bersama-Mu dengan tarian kekhusyu’an dan syair merdu yang menggetarkan jiwa. Melepaskan seluruh raga manusiaku, menggantinya dengan sesosok cahaya bermandikan purnama di langit cinta. Gemerlap cahaya di atas cahaya. Harum semerbak wangi menjelaga.Ingin kulepaskan beban ini lalu jatuh tersungkur lama. Menghitung setiap detik nadi yang ikut bertasbih, mengikuti iringan nyanyian hati, mempersembahkannya kepada-Mu, saja.
Ingin kuhanyutkan diriku di samudera luas penuh kesejukan. Mengusir segala gundahku yang masih saja menggema di ujung muara kehidupan. Nyatanya aku hanyalah hamba yang begitu hitam diantara putihnya fitrah-Mu. Segunung noda dihadapan kesucian hakiki. Menyisakan rasa sesak di dada yang begitu hampa. Dengan rasa cinta yang masih tersisa, aku begitu berharap : Kembalikan damai dalam diriku…

Senin, 14 September 2009

sufiisme

( Mawlana Jalaludin Rumi )


Mari Kemari, Datang..Datanglah Mari kemari datanglah siapapun dirimu. Pengelana, Peragu, dan Pecinta mari..kemari datanglah Tak penting kau percaya atau tidak.. Mari, kemari … datanglah Kami bukanlah caravan yang patah hati ... atau pintu-pintu dari keputus asa-an, Mari kemari datanglah... Meski kau telah jatuh ribuan kali, Meski kau telah patahkan ribuan janji, Mari kemari…datang... datanglah sekali lagi…


صوف
Ajaran Kaum Sufi Tentang Keesaan Tuhan



Orang-orang Sufi mengakui bahwa Tuhan itu Satu, Sendiri, Tunggal, Kekal, Abadi, Berpengetahuan, Berkuasa, Hidup, Mendengar, Melihat, Kuat, Kuasa, Agung, Besar, Dermawan, Pengampun, Bangga, Dahsyat, Tak Berkesudahan, Pertama, Tuhan, Rabb, Penguasa, Pemilik, Pengasih, Penyayang, Berkehendak, Berfirman, Mencipta, Menjaga.

Bahwa Dia diberi sifat dengan segala gelar, yang dengan itu Dia telah memberi sifat pada diri-Nya sendiri; dan Dia diberi nama yang dengan itu pula Dia telah memberi nama pada diri-Nya sendiri; bahwa karena sifat-Nya yang kekal maka demikian pula nama-nama dan sifat-sifat-Nya sama sekali tak sama dengan makhluk-makhluk-Nya. Esensi-Nya tidak sama dengan esensi-esensi lain, tak pula sifat-Nya sama dengan sifat-sifat lain; tak satu pun dari istilah-istilah yang diterapkan pada makhluk-makhluk ciptaan-Nya dan yang mengacu pada penciptaan mereka dari waktu ke waktu, membawa pengaruh atas-Nya; bahwa Dia tak henti-hentinya menjadi Pemimpin, Terkemuka di hadapan segala yang dilahirkan dari waktu ke waktu, Ada sebelum segala yang ada; dan bahwa tiada sesuatu pun yang kekal kecuali Dia, dan tiada Tuhan di samping Dia; bahwa Dia bukan badan, potongan, bentuk, tubuh, unsur atau aksiden; bahwa dengan Dia tidak ada penyimpangan maupun pemisahan, tidak ada gerakan maupun kediaman, tidak ada tambahan maupun pengurangan; bahwa Dia bukan merupakan bagian, atau partikel, atau anggota, atau kaki-tangan, atau aspek, atau tempat: bahwa Dia tidak terpengaruh oleh kesalahan, atau kantuk, atau berubah-ubah dikarenakan waktu, atau disifatkan oleh kiasan bahwa Dia tidak terpengaruh oleh ruang dan waktu; bahwa dia tidak dapat dikatakan sebagai yang dapat disentuh, atau dikucilkan, atau mendiami tempat-tempat; bahwa Dia tidak dibatasi oleh pemikiran, atau ditutupi selubung, atau dilihat mata

Salah seorang tokoh besar Sufi mengatakan dalam wacananya: "Sebelum tidak mendahului-Nya, setelah tidak menyela-Nya, daripada tidak bersaing dengan Dia dalam hal keterdahuluan; dari tidak sesuai dengan Dia, ke tidak menyatu dengan Dia, di tidak mendiami Dia, kala tidak menghentikan Dia, jika tidak berunding dengan Dia, atas tidak membayangi Dia, di bawah tidak menyangga Dia, sebaliknya tidak menghadapinya, dengan tidak menekan Dia, di balik tidak mengikat Dia, di depan tidak membatasi Dia, terdahulu tidak memameri Dia, di belakang tidak membuat Dia luruh, semua tidak menyatukan Dia, ada tidak memunculkan Dia, tidak ada tidak membuat Dia lenyap. Penyembunyian tidak menyelubungi Dia, pra-eksistensi-Nya mendahului waktu, adanya Dia mendahului yang belum ada, kekekalan-Nya mendahului adanya batas. Jika engkau berkata kala, maka eksistensi-Nya telah melampaui waktu; jika engkau berkata sebelum, maka sebelum itu sesudah Dia, jika engkau berkata Dia, maka D, i dan a adalah ciptaan-Nya; jika engkau berkata bagaimana, maka esensi-Nya terselubung dari pemberian; jika engkau berkata di mana, maka adanya Dia mendahului ruang; jika engkau berkata tentang ke-Dia-an, maka ke-Diaan-Nya terpisah dari segala sesuatu. Selain Dia, tidak ada yang bisa diberi sifat dengan dua sifat (yang berlawanan) sekaligus, dan toh dengan-Nya kedua sifat itu tidak menciptakan keberlawanan. Dia tersembunyi dalam penjelmaan-Nya menjelma dalam persembunyian-Nya. Dia ada di luar dan di dalam, dekat dan jauh; dan dalam hal itu Dia tidak sama dengan makhluk-makhluk. Dia bertindak tanpa menyentuh, memerintah tanpa bertemu, memberi petunjuk tanpa menunjuk. Kehendak tidak bertentangan dengan-Nya, pikiran tidak menyatu dengan-Nya; esensi-Nya tanpa kualitas (takyif), tindakan-Nya tanpa upaya (taklif).

Mereka mengakui bahwa Dia tidak bisa dilihat oleh mata, atau dibantah oleh pikiran; bahwa sifat-sifat-Nya tidak berubah dan nama-nama-Nya tidak berganti; bahwa Dia tidak pernah lenyap dan tidak akan pernah lenyap; Dia yang Pertama dan Terakhir, Zahir dan Batin; bahwa Dia mengenal segala sesuatu, bahwa tidak ada yang seperti Dia dan bahwa Dia Melihat dan Mendengar.



الحجرات(AL-HUJURAT)

11.Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
12.Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
13.Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ



PUISI SUFI


ILMU DAN MAKRIFAT
Wahai yang tidak aku kenali.
ku panjat gunung yang tinggi.
sangkaku Engkau berada di puncaknya.
namun tidak ku temui Engkau di sana.

Lalu aku terjun dari puncak gunung.
jika Engkau ada pasti Engkau tidak membiarkan daku.

Tangan Kudrat Iradat-Mu menyambar ku.
aku terbang dengan sayap Rahmani-Mu.
mengembara ke seluruh alam maya.
namun tidak ku temui Engkau di dalam alam.

Hatiku mengatakan Engkau ada.
lalu aku keluar daripada alam.
dan aku terjun ke dalam hatiku.

Di sana aku temui kebodohanku.
bodohnya aku menyangka akulah Aku.
sedangkan Dia jualah Aku.
dan aku tiada beserta Dia.

Bila aku tiada beserta Dia.
tinggallah Dia sendirian.
rindulah Dia kepada diriku.
lalu Dia terjun ke dalam hatinya.
di sana Dia berjumpa Aku.
Aku menyambutnya dengan tersenyum.

Aku dan Dia.
Dia dan Aku.
bukan dua dan bukan Satu.
satu masih berbentuk.
masih berjarak titik atas dengan bawah.
sedangkan Aku dan Dia.
tiada antara.
bukan juga titik yang halus.
titik yang halus masih menempati ruang.
sedangkan Aku dan Dia.
tiada rupa tiada bentuk tiada ruang tiada zaman.

Aku adalah Dia.
Dia adalah Aku.
tiada beza antara Aku dan Dia.
bila aku cuba mengenali Dia.
aku tidak kenal lagi diriku.
aku tidak kenal lagi diri Dia.
bila dia cuba mengenali diriku.
dia tidak kenal lagi dirinya.
dia tidak kenal lagi diriku.

Tiada lagi kenyataan.
tiada juga keghaiban.

Pengenalan sebenar adalah tidak kenal.
pengetahuan sebenar adalah tidak tahu.

Aku adalah rahsia Dia.
Dia adalah rahsia Aku.
usah diganggu rahsia ini.

Jumat, 11 September 2009

Rumi

I searched for God among the Christians and on the Cross and therein I found Him not.
I went into the ancient temples of idolatry; no trace of Him was there.
I entered the mountain cave of Hira and then went as far as Qandhar but God I found not.
With set purpose I fared to the summit of Mount Caucasus and found there only 'anqa's habitation.
Then I directed my search to the Kaaba, the resort of old and young; God was not there even.
Turning to philosophy I inquired about him from ibn Sina but found Him not within his range.
I fared then to the scene of the Prophet's experience of a great divine manifestation only a "two bow-lengths' distance from him" but God was not there even in that exalted court.
Finally, I looked into my own heart and there I saw Him; He was nowhere else.



Selasa, 08 September 2009

makna amalan sufi



Makna Amalan Sufi

(Shalawat Nabi)




Shalawat dan Sejahtera<
"Shalawat kiranya berlimpah kepada al-Musthafa sang rasul yang terjaga dan mulia berlimpah pula kepada keluarga para sahabat dan pengikut yang setia.
Setelah hamdallah maka diikuti dengan mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena ini sunnah Nabi. Allah SWT berfirman :

"Wahai orang-orang yang beriman ucapkan shalawat dan salam penghormatan kepada Nabi"






Nabi Muhammad SAW bersabda:




"Barangsiapa menulis shalawat, maka malaikat akan beristighfar untuknya, selama tulisan itu masih ada.
"Barangsiapa yang ingin berjumpa dan memperoleh ridla Allah, maka perbanyaklah membaca shalawat.
"Hendaklah kalian memperbanyak membaca shalawat karena akan menjadi cahaya dalam kubur, ketika melewati Shiratal Mustaqim, dan akan menjadi nur yang bercahaya di dalam surga."<

"Dengan selalu membaca shalawat akan meredakan murka Allah serta mematahkan tipu daya setan."




Ibnu Jauzi dalam kitab al-Busthan menulis :




"Apabila ada orang dalam suatu majelis pertemuan tida membaca shalawat kepada Nabi SAW, maka ia akan keluar dari majelis itu dengan bau tak sedap. Sebaliknya jika orang yang keluar dari suatu majelis sambil membaca shalawat, maka baunya akan lebih harum daripada minyak wangi, sebab Rasulullah SAW adalah manusia yang paling harum diantara yang harum, yang paling suci diantara orang-orang suci. Jika Nabi SAW sedang menghadiri suatu majelis dan berbicara diantara mereka,maka majelis itu penuh dengan aroma Misik."




Mawlana Syaikh hisham kabbani ar-rabbani


Subhanallah wa bi-hamdihi 100 kali sebelum atau setelah Subuh atau antara Maghrib dan Isya
Pada Hari Kebangkitan akan dibangkitkan bersama orang-orang terbaik yang Allah swt kasihi dari golongan para nabi, syahid, wali dan orang-orang saleh.
Surat al-Ikhlash dan 2 surat perlindungan (Falaq dan Naas) sebelum tidur atau saat kalian bangun, akan menjaga kita agar aman dari segala sesuatu. Bila dibaca 3 kali di pagi hari dan sore hari, maka itu akan melindungi kita sepenuhnya dan tiupkan pada diri kita maka itu akan menjadi seperti sebuah perisai di sekeliling kita untuk melindungi kita dari apapun pada hari itu.

(Tirmidzi)



hasbiy-allahu laa ilaha ill-Huwa `alayhi tawakkaltu wa huwa rabbu 'l-`arsyi al-`azhiim (Segala sesuatunya ada di Tangan-Nya, tiada tuhan kecuali Allah swt dan kepada-Nya aku meletakkan kepercayaan, Tuhan Penguasa Singgasana yang Agung) 7 kali sebelum tidur dan setelah bangun tidur.



Allah swt akan melindungi dari hamm, kekhawatiran di dunia dan akhirat.




Menurut Imam Syafi'i




Ahlul Bait Nabi SAW adalah keturunan Bani Hasyim
dan Abdul Muthalib yang beriman. Sebagian ulama berpendapat bahwa Ahlul Bait Nabi SAW adalah berasal dari turunan Fatimah az-Zahrah RA, satu-satunya puteri Rasulullah SAW yang hidup sampai meninggalnya Rasulullah SAW. Dialah yang menurunkan cucu-cucu Nabi SAW dan seterusnya.


Ada pengertian yang berbeda dari para ulama tentang Ahlul Bait Rasulullah SAW, seperti penjelasan berikut



a. Mereka yang senantiasa meninggalkan hal-hal yang kotor, orang-orang yang senantiasa membersihkan dirinya menjadi manusia yang suci bersih, seperti terungkap dalam shalawat berikut
b.Orang yang mendapat kebahagiaan dengan ketakwaannya dan mendapat ridla Allah SWT
c. Umat Islam seluruhnya yang telah menerima Risalah Nabi SAW dan mengamalkannya (umat ijabah)


"PEMIKIRAN SALAFI"


yang dimaksud dengan "Pemikiran Salafi" di sini ialah kerangka berpikir
(manhaj fikri) yang tercermin dalam pemahaman generasi terbaik dari ummat ini. Yakni para Sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan setia, dengan mempedomani hidayah Al-Qur'an dan tuntunan Nabi SAW.

Kriteria Manhaj Salafi yang Benar
Yaitu suatu manhaj yang secara global berpijak pada prinsip berikut :
Berpegang pada nash-nash yang ma'shum (suci), bukan kepada pendapat paraahli atau tokoh.
Mengembalikan masalah-masalah "mutasyabihat" (yang kurang jelas) kepada masalah "muhkamat" (yang pasti dan tegas).Dan mengembalikan masalah yang zhanni kepada yang qath'i.

Memahami kasus-kasus furu' (kecil) dan juz'i (tidak prinsipil), dalam
kerangka prinsip dan masalah fundamental.
Menyerukan "Ijtihad" dan pembaruan. Memerangi "Taqlid" dan kebekuan.
Mengajak untuk ber-iltizam (memegang teguh) akhlak Islamiah, bukan meniru trend.
Dalam masalah fiqh, berorientasi pada"kemudahan"bukan"mempersulit".
Dalam hal bimbingan dan penyuluhan,lebih memberikan motivasi,bukan menakut-nakuti.
Dalam bidang aqidah, lebih menekankan penanaman keyakinan, bukan dengan perdebatan.
Dalam masalah Ibadah, lebih mementingkan jiwa ibadah, bukan formalitasnya.
Menekankan sikap "ittiba'" (mengikuti) dalam masalah agama. Dan menanamkan semangat "ikhtira'" (kreasi dan daya cipta) dalam masalah kehidupan duniawi.
Inilah inti "manhaj salafi" yang merupakan khas mereka. Dengan manhaj inilah dibinanya generasi Islam terbaik, dari segi teori dan praktek. Sehingga mereka mendapat pujian langsung dari Allah di dalam Al-Qur'an dan Hadits-Hadits Nabi serta dibuktikan kebenarannya oleh sejarah. Merekalah yang telah berhasil mentransfer Al-Qur'an kepada generasi sesudah mereka. Menghafal Sunnah. Mempelopori berbagai kemenangan (futuh). Menyebarluaskan keadilan dan keluhuran (ihsan). Mendirikan
"negara ilmu dan Iman". Membangun peradaban robbani yang manusiawi,bermoral dan mendunia. Sampai sekarang masih tercatat dalam sejarah.


Senin, 07 September 2009


AKU BERLINDUNG KEPADA ALLAH DARI FITNAH DAN HUJATAN MANUSIA YANG PANDAI MEMAINKAN LIDAHNY
DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA ATAS SEGALA SESUAT



Nabi Muhammad SAW bersabda:




"Barangsiapa menulis shalawat, maka malaikat akan beristighfar untuknya, selama tulisan itu masih ada."



"Barangsiapa yang ingin berjumpa dan memperoleh ridla Allah, maka perbanyaklah membaca shalawat."



"Hendaklah kalian memperbanyak membaca shalawat karena akan menjadi cahaya dalam kubur, ketika melewati Shiratal Mustaqim, dan akan menjadi nur yang bercahaya di dalam surga."



"Dengan selalu membaca shalawat akan meredakan murka Allah serta mematahkan tipu daya setan."




Kamis, 30 Juli 2009

Doa rabiah aladawiyah

“Ya Tuhanku! Tenggelamkanlah aku di dalam kecintaan-Mu supaya tiada suatupun yang dapat memalingkan aku daripada-Mu.”

“Ya Allah! Ampunilah aku. Sesungguhnya hanya Engkau yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hanya kasih-Mu yang abadi dan hanya hidup di sisi-Mu sahaja yang berkekalan. Selamatkanlah aku daripada tipu daya yang mengasyikkan.”

aku tiada mempunyai pilihan untuk diriku. Aku adalah milik Tuhanku dan di bawah perintah-Nya. Aku tidak mempunyai apa-apa pun.”

bismillahirahmanirahim

Ya ALLAH jika Engkau mengaruniaku dengan cinta yang dapat memelingkan cintaku kepadaMU,maka ambilah semua cinta yang ada di hatiku sehingga tak ada lagi cinta yang tersisa di hatiku selain cintaku kepadaMU,pemilik cinta ini.

indra irawan

Allah